NU Garis Lurus (Sumber: elhooda.net) |
bersamaislam.com - Dalam beberapa bulan belakangan, warga Nahdliyin terutama tokoh-tokoh JIL digegerkan dengan gerakan dakwah di media sosial bernama “NU Garis Lurus”. Istilah ini sebetulnya dipopulerkan oleh KH Luthfi Hasan Bashori melalui situs pejuangislam.com. Pihak-pihak yang merasa terusik dengan eksistensi NU Garis lurus menggolongkan gerakan ini sebagai kelompok sempalan yang jumlahnya hanya segelintir. Yang namanya kelompok sempalan lebih dekat kepada keburukan daripada kepada kebaikan.
Anehnya KH Luthfi bashori sempat menulis klarifikasi, “Sehubungan dengan munculnya blog dan facebook atas nama NU Garis Lurus yang mencatut foto kami pribadi (Luthfi Bashori), serta artikel dan logo kami (www.pejuangislam.com), jika ada isi blog & FB atas nama NU Garis Lurus yang merugikan kami, maka dengan ini situs kami pejuang Islam NU Garis Lurus belum pernah secara resmi membuka akun fb, fanpage, grup fb, atau blog.”
Supaya tidak membingungkan pembaca, artikel ini fokus pada “NU garis lurus” yang ramai diperbincangkan di facebook dan twitter. NU Garis Lurus saya anggap sebagai Penangkis paham Liberalisme dan Syiah di internal NU.
Harap pembaca ketahui, orang-orang yang mengaku NU garis Lurus ini juga memiliki website nugarislurus.com. Mereka punya misi mulai yaitu “berupaya mengembalikan pemahaman warga NU kepada ajaran KH. Hasyim Asy`ari yang murni Sunni Syafi`i Non Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme)”.
Saya telah memfollow fanpage “NU garis Lurus” di facebook. Selama memantau aktivitas fanpage tersebut, para facebooker yang terusik dengan status dan tautan website yang diunggah pengelolanya melontarkan aneka macam tuduhan dan cibiran. Diantaranya NU Garis Lurus bikinan Wahabi serta memfitnah tokoh-tokoh NU. Benarkah begitu?
Buatan 'Wahabi'?
Untuk membuktikan tuduhan-tuduhan para facebookers, saya coba kirim artikel ke situs nugarislurus.com. Memang di sana tidak ada alamat email redaksi maupun editornya. Maka dari itu, saya kirim melalui pesan facebook ke admin fanpage “NU Garis Lurus”. Artikel yang saya kirimkan tersebut mengulas apa dan bagaimana pandangan Buya Hamka mengenai Syiah. Isu syiah menjadi perhatian tersendiri bagi pengelola fanpage maupun situs NU Garis Lurus.
Diluar dugaan, artikel saya ditolak. Mereka menganjurkan agar mengirim artikel tersebut ke situs Muhammadiyah. Ketika saya tanyakan apa alasan tidak mau menerima artikel itu, mereka jawab singkat, “Kami membawa nama NU”.
Saya katakan lagi, “Buya Hamka bukan wahabi kan? Pernah kok sholat shubuh pakai qunut dengan KH Ahmad Syaichu”.
Pengelola fanpage NU Garis Lurus kembali menjawab, “Wahabi bukan di ukur dengan mau pakai qunut atau tidak, karena Mazhab selain Syafi'i juga tidak pakai qunut tapi mereka bukan wahabi." (percakapan via facebook 17 april 2015).
Nampaknya gerakan NU Garis Lurus cukup ekslusif terhadap ulama diluar NU. Apa boleh buat, itu hak mereka.
Memfitnah tokoh-tokoh NU
Yang selama ini dikritisi oleh “NU Garis Lurus” adalah kiai-kiai yang berpaham liberal dan memihak Syiah. Kiai-kiai ini dinilai menyalahi garis perjuangan KH Hasyim Asyari. Tentu saja mengundang hujatan dan amarah bagi pendukung fanatik sang Kiai.
Misalnya, faceboker bernama Dany Isnaini. Dia berkomentar, “Dulu menyerang NU dengan kata BID'AH tapi nggak berhasil, sekarang menyerang dengan kata SYIAH dan SEPILIS, malah bawa-bawa nama besar Mbah Hasyim dan memfitnah Gus Dur... nggak ada ceritanya santri yang asli menjelek-jelekkan keluarga Kyainya”.
Bukan hanya komentar dan hujatan, website NU Garis Lurus juga diserang Hacker. Hal ini diakui distatus fanpage NU Garis Lurus “Warning!!! Ada yang berusaha menyerang website kami. Sumber dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Pesan kami: ITTAQULLAH !!! Anda sedang menentang jalan dakwah”.
Saya berpandangan apa yang dilakukan NU Garis lurus bukanlah memfitnah Kiai-kiai yang selama ini menyebarkan paham Liberalnya seperti Said Aqil Siraj, Gus dur, Gus Nuril dan Gus Mus. Dalam mengkritisi pemikiran keblinger tokoh-tokoh NU tadi, orang-orang yang menamakan dirinya NU Garis Lurus ini berpegang pada data kuat dan fakta. Data-data yang digunakan buku-buku dan fakta disini berupa rekaman video yang tersebar di youtube. Mereka merujuk juga kepada pendapat atau tulisan-tulisan KH Najih Maemun, KH Luthfi Basori, Habib Syech dan KH Idrus Ramli. Jadi mengcounter pendapat tokoh-tokoh NU yang Liberal dengan pendapat ulama-ulama yang hanif.
Kesimpulan
Bila gerakan “Indonesia tanpa JIL” atau yang disingkat ITJ berperan dalam menangkis Sepilis di berbagai lini, maka gerakan NU Garis Lurus fokusnya di tubuh NU saja. Gerakan NU Garis Lurus belum nampak di dunia nyata seperti ITJ.
ITJ bukan hanya bergerak di dunia maya melainkan di dunia nyata. Gerakannya menyebar ke berbagai kota. Pengurusnya dan anggotanya bisa dilacak. Mereka juga aktif menggelar acara Goes to school, bedah buku dan Sekolah Pemikiran Islam (SPI).
ITJ bersifat luwes dalam pengambilan referensi, pendapat maupun fatwa ulama dan cendekiawan muslim. Namun, NU Garis Lurus saya amati hanya membatasi pada referensi dan rujukan ke Ulama NU saja. Buktinya artikel saya tentang buya Hamka tidak mereka muat di situs maupun fanpagenya.
Ini salah satu kelemahan dari NU Garis Lurus. Saya menanti orang-orang yang menyebut gerakan dakwahnya sebagai “NU Garis Lurus” ini menampakkan diri dan terbuka. Marilah NU Garis Lurus bahu membahu dalam mengcounter Sepilis, Syiah dan paham sesat lainnya bersama INSIST MIUMI, PKU Gontor dan ITJ.
Ingatlah satu hal, You never walk alone.
Wallahu’allam bishowwab
Penulis: Fadh Ahmad Arifan
(Alumni S2 Studi Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Malang. Saat ini menjadi Pendidik di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 2, kota Malang, Jawa timur. Telp: 085655593554. Facebook: fadh.aldrich)
0 Comments