Dokter Ferihana |
bersamaislam.com Bantul - Profesi dokter dikenal sebagai jabatan yang banyak mendatangkan penghasilan. Dengan biaya kuliah yang sangat mahal, sudah wajar bila dokter mengambil tarif dalam bekerja. Namun mahalnya biaya pengobatan membuat masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam untuk mengobati penyakit.
Tapi hal ini tidak berlaku bagi Ferihana, dokter yang berusia 35 tahun ini tidak pernah memasang tarif bagi pasien yang datang. Hingga ia tidak pernah menghasilkan dana yang sewajarnya dalam profesi ini.
Lulusan Universitas Islam Indonesia tersebut membuka praktek sejak tahun 2012 Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta.
Hana, panggilan akrabnya, semenjak pertama membuka praktik dokter umumnya memang tidak melampirkan tarif standar.
"Pengobatan di tempat saya gratis, termasuk obat, tapi terkadang ada juga pasien yang memberikan infak secara ikhlas," kata Hana seperti dilansir Tribunnews.
Selain gratis, ternyata kliniknya juga buka 24 jam untuk melayani masyarakat.
"Jadi saya sudah terbiasa kalo ada pasien datang saat tengah malam, bahkan pernah menjelang Subuh ada pasien yang ingin periksa," ujarnya.
Konsep pelayanan gratis tersebut ia cetuskan sebelum menjadi dokter. Saat kuliah Hana aktif di kegiatan sosial seperti pengobatan gratis bagi masyarakat miskin di daerah pelosok. Selain itu ia juga melayani konsultasi kesehatan melalui SMS dan telepon.
"Jadi memang udah terbiasa seperti ini (sukarela). Semua kegiatan ini terinpirasi dari kakek saya, beliau selalu memberi contoh untuk menolong orang lain. Tempat praktek ini juga diberikan oleh kakek saya," tutup Hana.
0 Comments