Apa Kata Ustadz Syafii 'Nio Gwan Chung' Antonio, Tentang Penistaan Al-Maidah 51

Dr. Syafii Antonio saat menjadi khatib jumat di Mesjid Sentul City, Bogor (11/11)

bersamaislam.com - Ulama yang juga merupakan pakar ekonomi syariah, Dr. Muhammad Syafii Antonio, MEc memberikan penjelasan soal Al-Maidah ayat 51 yang dilecehkan oleh Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu.

"Hari-hari ini kita disibukkan bagaimana kita membela Al-Quran, mensucikan Al-Quran dan kita disadarkan kembali bahwa ternyata umat ini harus kembali kepada sumber kekuatan yang utama," katanya membuka khutbah saat menjadi khatib jumat di Mesjid Andalusia, Sentul City, Bogor Jumat (11/11).

Dr Syafii mengawali dengan menjelaskan posisi Al-Quran sebagai kitab suci yang telah membawa perubahan terhadap peradaban manusia.

"Al-Quran adalah buku satu-satunya di dunia yang bisa dihafal. Jumlahnya cuma 604 halaman namun telah mengubah sejarah. Umar yang galak dan bengis menjadi orang yang gagah, pemberani dan adil," katanya.

"Al-Quran telah memajukan bani Umayyah, membawa kecermelangan Abbasiyah peradaban Baghdad, membawa Islam ke Mongol, Mesir, Spanyol, Perancis Selatan dan Cordova yang luar biasa," tambahnya.

Ikon keuangan dan perbankan syariah itu lalu menjelaskan dengan rinci Al-Maidah mulai ayat 51 hingga 58.

"Auliya adalah jamak dari kata wali. Kalau teman dekat itu disebut shohib, kholil, ikhwan. Wali itu tidak sekedar teman dekat tapi juga yang melakukan supervisi, membimbing bahkan seseorang yang memimpin dan memerintah kita," jelasnya.

"Seorang muslimah kalau menikah, maka yang memimpin harus muslim, tidak boleh non muslim, sudah disepakati ulama. Memimpin diri satu harus muslim. Kalau memimpin satu saja tidak boleh non muslim, apalagi memimpin orang serumah, apalagi sekampung, apalagi satu negara," tegasnya.

Dr. Syafii Antonio memberi penjelasan apa penyebab larangan tersebut.

"Kenapa tidak dibolehkan? Karena kalau pemimpin non muslim, dia tidak akan risau kalau istrinya tidak berjilbab, tidak shaum ramadhan, dan terbuka auratnya. Kenapa, karena dia tidak mengimaninya," katanya.

"Dalam tataran lebih besar, ini akan berpengaruh terhadap alokasi anggaran pendidikan Islam, anggaran pendirian rumah ibadah, siapa yang akan menduduki jabatan strategis, dan pengembangan syiar Islam. Why, because he is controlling the budget," paparnya.

Ulama yang terlahir dengan etnis Tionghoa tersebut, menjelaskan bagaimana lanjutan Al-Maidah 51 menggambarkan fenomena yang terjadi saat ini pada kaum muslimin di Indonesia.

"Masya Allah, hari-hari ini kamu akan melihat orang-orang yang ada pada dirinya penyakit, yaitu orang-orang munafik. Ketika Al-Quran dinistakan dia lebih mementingkan jabatan dan proyeknya," ungkapnya menggambarkan apa yang difirmankan pada surat Al-Maidah 52 dan 53.

Terhadap orang-orang yang mengganggap Al-Maidah 51 masih multi tafsir, Dr Syafii meminta agar membaca ulang Al-Maidah 57 yang memberi penegasan yang sama.

"Jika Al-Maidah 51 masih dimultitafsirkan, mohon dibaca Al-Maidah 57. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan pemimpin orang-orang yang menjadikan agamamu sebagai hinaan dan permainan, yaitu orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu (yahudi dan nasrani), dan orang-orang kafir sebagai aulia (pemimpin). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang yang beriman," jelasnya.

Beliau juga berpesan agar kaum muslimin membangun kekuatan di bidang ekonomi dan media untuk memperkuat dakwah Islamiah.

"Kita harus kuat secara iman, ekonomi dan media. Jika seorang ustadz kuat secara ekonomi maka dakwahnya akan lebih plong. Indonesia akan terus terbelenggu seperti ini jika masih memiliki hutang yang besar kepada pihak luar," pesannya.

"Subhanallah Al-Quran ini begitu canggih, seolah-olah diturunkan persis untuk kita hari ini," pungkasnya.

Dr Syafii Antonio terlahir dengan nama Nio Gwan Chung dari keluarga etnis Tionghoa beragama Konghucu. Muhammad Syafii Antonio adalah pakar ekonomi Islam, penulis buku dan aktif di Yayasan Haji Karim Oei yang fokus pada pembinaan para muallaf Tionghoa.

Berikut video khutbah jumat Dr. Syafii Antonio.


(rms)

Post a Comment

0 Comments