ilustrasi |
bersamaislam.com - Rasulullah akan berada di surga bersama orang-orang kecil, buruh kasar, pekerja kalangan bawah, masyarakat tutup lubang, tertindas, terhina, terjajah, Yatim, Dhu’afa, Proletar.
Namun Rasulullah juga berada di surga bersama orang-orang kaya, pembesar, hartawan, yang gemar bersedekah, menyumbangkan segala sesuatu untuk maslahat ummat, membangun sekolah, membantu akses kesehatan, menyejahterakan sesama, Borjuis.
Jadi untuk saudaraku sesama Muslim yang mazhabnya cenderung kapitasis-liberal maupun sosialis-komunis jangan terlalu fanatik, apalagi sampai mempertanyakan fungsi Islam dalam membangun struktur pandangan hidup, karena dalam konsepnya Islam untuk semua. Memeluk semua yang ada. Kalau non Muslim membully, menghina, menjelekkan Muslim itu tak masalah karena mungkin tidak mengerti. Nah, kalau sesama Muslim menghinakan satu sama lain, mestinya worldview dan kreteknya bermasalah.
Pertanyaan yang tersisa adalah bagaimana kemudian Muslim hari ini bisa mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pandangan hidup Islam dengan benar sehingga tidaklah lagi Islam tertutupi oleh Muslim yang pandangan hidupnya terinfiltrasi oleh hegemoni nilai-nilai yang tidak perlu. Muslim, intinya memang adalah seseorang yang berserah diri (aslama) pada Nilai-nilai Allah yang terpoyeksikan mulai dari fondasi teologis (Akidah), diajarkan dalam hukum yang teratur (Syariah), sehingga bisa bermuamalah dengan komunitas di sekitarnya (Akhlaq) sebagai pengelola di muka bumi: Khaliifah fil ardh.
Ushiikum wa iyyaya tsumma wallahu 'alam.
Penulis: Abdullah Muslich Rizal Maulana