Biografi Ibnu Sina

                                                         
Ibnu Sina


bersamaislam.com - Nama asli dari Ibnu Sina adalah Abu Ali Al Hussain ibn Abdullah ibn al- hasan ibn Ibnu Sina atau di dunia barat beliau dikenal dengan nama Avicenna. beliau lahir pada bulan safar didesa Afsan, pada tahun 370-428 H/ 980-1035 M,di desa yang dekat dengan Bukhari( kini termasuk wilayah Uzbekkitan ) pada masa dinasti Persia di Asia tengah, Beliau lahir pada masa keemasan beradapan Islam sehingga disebut sebagai tokoh islam dunia, Nama ayah beliau Abdullah, ia adalah seorang yang dihormati berasal dari baklan ( kini menjadi wilayah Afganistan), sebuah kota penting di masa pemerintahan Dinasty Samaniyah. Nama ibu beliau Setareh yang berasal dari Bukhara.

Sejak kecil, Ibnu Sina memang menunjukan daya intelektualitas tinggi serta ingatan yang kuat. Maka, bukan hal yang mengherankan jika ia mampu menyerap ilmu dengan lebih baik dibanding temanteman sebayanya. Bahkan di usia muda ia telah mampu menyerap ilmu para gurunya. Dalam hal ini, guru-guru Ibnu Sina berasal dari berbagai kalangan. Sebagai contoh, ia belajar aritmatika dari seorang pedagang.

Beliau dibesarkan di Bukharaja dan belajar filsafat dan ilmu-ilmu agama, sejak kecil ibnu sina sering menunjukan daya intelektualitas tinggi serta ingatan yang kuat , di usianya yang masih sangat muda beliau telah menyerap ilmu para gurunya, guru-guru ibnu sina barasal dari berbagai kalangan, beliau belajar aritmatika dari seorang pedagang sayuran asal India di pasar, hamper semua guru yang berpengetahuan luas di dekati oleh ibnu sina dan beliau dari Mekah.

Pada usia sepuluh tahun, ia telah belajar banyak pengetahuan agama Islam dan mampu menghafal Al-Qur'an. Ibnu Sina adalah murid Abu Abdullah an Nakiri dan belajar banyak dari Al-Qur'an hingga sastra, manik-manik dan obat-obatan. Fisika, metafisika, astronomi, dan banyak lagi. Kemudian ia mempelajari Plato dan Aristoteles dalam agama dan metafisika.

Ketika berusia 16 tahun, Ibnu Sina mulai belajar kedokteran dan tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktekkannya. Dia kemudian pergi ke desa untuk mengobati mereka yang tidak mampu dan menjadi guru anak-anak karena pengalaman ini. Temukan metode dan obat baru. Pada usia 18 tahun, ia memantapkan dirinya sebagai seorang dokter, dan sejak usia dini ia menjadi semakin tertarik pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Pada usia 22 tahun, Ibnu Sina ditinggalkan oleh ayahnya. Setelah jatuhnya Kekaisaran Samanai pada bulan Desember 1004, Ibnu Sina memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya menuju Urgench. Ibnu Sina segera diangkat menjadi birokrat, tetapi tidak dibayar banyak, jadi dia mengundurkan diri dan kembali mengembara ke tempat lain. Dia pergi ke perbatasan Krasan melalui Nishapur dan Merv untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan minatnya.

Ibnu Sina menjadi pelayan seorang penguasa Haheed bernama Muhammad bin Rustam Dushmanjir, diangkat sebagai dokter umum, penasihat sastra dan ilmiah, dan sering terlibat dalam kampanye politik. Ditangkap oleh pasukan Hamadan dan dipukuli secara brutal sampai ia menjadi tak tertahankan ketika penyakitnya kambuh, Ibnu Sina meninggalkan resimen pasukannya sakit parah dan kembali ke Hamdan dalam kondisi serius yang sulit ditemukan. Penguasa Hamadan dan teman-temannya menyarankan agar ia mengambil sikap moderat agar dapat diterima oleh rakyat.

Tetapi ketika penyakitnya sangat parah, dia dengan tegas menolak dan Ibnu Sina memberikan hartanya kepada mereka yang tidak mampu. Ibnu Sina meninggal pada Juni 1035 pada usia 58 tahun dan dimakamkan di Hamadan, Iran. Kontribusi Ibnu Sina bagi perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk psikologi, tidak terhitung.

Ibnu Sina adalah seorang dokter, filsuf, dan ilmuwan Barat yang hidupnya merupakan pertempuran untuk ditiru masyarakat. Dia hidup di masa ketika dunia Islam mengalami perubahan yang cepat, dan kegelisahan jiwanya tidak memberinya kebebasan dan kedamaian yang dia butuhkan dalam hiruk pikuk pekerjaan intelektual yang hebat. Dia adalah seorang jenius yang menyusun ensiklopedia terbesar Abad Pertengahan dan meninggalkan jejak yang tak terukur di banyak bidang sains. Matematika, astronomi, geometri, etika, politik, interpretasi, sastra, musik. Selain karya-karya besar Ibnu Sina di bidang filsafat, Ash Shifa dan An Najat, ia juga menyelesaikan karya-karya tentang etika dan al-Majest, kemudian berkembang menjadi sepuluh bab. Dia menulis risalah tentang geometri, aritmatika, dan musik, memperkenalkan hal-hal baru pada aritmatika, dan membantah banyak teori Euschild. Selama perjalanan saya ke Nishapur, saya menulis dua buku tentang zoologi dan botani. Karya-karya ibnu sina yang terkenal, yaitu :

1. Asy-syifa, Buku ini adalah buku filsafat yang terpenting dan terbesar dari ibnu sina, terdiri dari empat bagian:logika, fisika, matematika, dan filsafat (ketuhanan), buku ini mempunyai beberapa naskah yang terbesar di berbagai-bagai perpustakaan di Barat dan timur, pada tahun 1956 M lembaga keilmuan cekoslovakia di praha menerbitkan pasal keenam dari bagian fisika yang khusus menemani ilmu jiwa, Bagian logika diterbitkan di karo pada tahun 1954 M, dengan nama Burhan, di bawah asuhan Dr. Abdurrahman Badawi.

2. An-Najat, Buku ini adalah ringkasan buku Asy-syifa, Buku ini pernah di terbitkan bersama dengan al-qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M di Roma, dan pada tahun 1331 M di Mesir.

3. Al -Isyarat wat-Tanbiat, buku ini merupakan buku terakhir dan paling baik, buku ini pernah diterbitkan di Leidan pada tahun 1892 M, kemudian diterbitkan di kaira pada tahun 1947 dibawah asuhan DR.Sulaiman Dunia.

4. Al-Hikmat al-Masyriqiyyah, Buku ini banyak di bicarakan, karena memuat bagian logika, ada juga mengatakan bahwa buku tersebut mengenai tasawuf, tetapi menurut Carlos Nallino ,berikut filsafat Timur sebagian imbang dari filsafat Barat.

5. Al-qanun/Canon of Medicine, . Buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pernah menjadi buku standar universitas-universitas Eropa sampai akhir abad 17 M. buku tersebut pernah diterbitkan di Roma tahun 1593 M, dan di India tahun 1323 H. Risalah- risalah lain yang banyak jumlahnya dalam lapangan filsafat, etika, logika, dan psikologi.

Dalam buku al-Tambihat (Mistis Ibnu Sina ) menjelaskan bahwa ibnu sina dipengaruhi tasawuf al-farabi , akan tetapi ulasanya sangat unik dan sistematika, ibnu sina menjelaskan tentang ‘’kesendirian ‘’, ‘’keindahan’’ dan ‘’kebahagiaan’’makam orang-orang makrifat dan rahasia pelimpahan teori ittishal.

Mengenai hal ini Ibnu Sina menyebutkan makrifat sebagai berikut: Orang-orang makrifat mempunyai beberapa makam dan derajat yang khusus di dalam kehidupan dunia mereka tanpa bisa diraih oleh orang-orang lain. mereka seakan terbungkus di dalam tubuh mereka yang mereka tinggalkan menuju ke alam Kudus. Mereka mempunyai berbagai persoalan tentang mereka, baik yang sama maupun yang jelas. Hal itu akan diingkari oleh orang-orang yang menentangnya, namun kami menceritakannya kepada anda… orang yang makrifat (al-Arif) menghendaki kebenaran pertama bukan sesuatu yang lain. Ia tidak terpengaruh sesuatu untuk mengetahui-Nya dan ia menyembah hanya kepada-Nya. Sebab memang Dialah yang berhak disembah, karena ibadah itu adalah nisbah kemuliaan untuk-Nya, bukan karena cinta atau takut… al-Arif tersenyum simpul, menghormati yang kecil karena tawadlu‟-nya seperti ketika ia menghormati yang besar. Ia sederhana terhadap orang yang punya nama sebagaimana ia sederhana terhadap orang yang tidak punya nama.

Dalam tasawufnya, Ibnu Sina menggambarkan Makam Makriphat sebagai berikut: “Orang-orang yang berpaling dari kekayaan dan kesenangan duniawi disebut dengan nama al-Zahid (ahli Zhud), dan orang-orang yang mengamalkan ibadah sunnah, seperti shalat malam, puasa, disebut dengan nama al-Abid. (Orang - orang yang ahli dalam ibadah) Untuk pancaran Yang Maha Benar, yang dalam kesendirian selalu mengalihkan pikirannya kepada Yang Maha Suci dan Maha Perkasa, Al-Arif (Yang Bijaksana) ditunjukkan dengan nama.

Tasawuf Ibnu Sina condong ke arah tasawuf filosofis dari ulama sufi abad ke-10 al-Jnaid dan al-Haraj, dan karena pencerahan ini dan cahayanya tidak datang langsung dari Allah, tetapi dari Fa, manusia berpikiran tunggal. dari semua alasan. Seorang naib al-i'tihad yang menuntut lembur dari makhluk di al-kholiq secara logis tidak dapat diterima. Jiwa yang sampai padanya.

Tasawuf ibnu sina juga terpengaruh oleh teori emanasi plotinus yang dikembangkan al- farobi yang ditemukan diargumentasinya, mereka mengatakan jiwa manusia jika memikirkan sesuatu maka ia memikirkan hal itu dalam hubunganya dengan akal fa'al, dan ini benar. Mereka mengatakan hubunganya dengan akal af'al , karena ia menjadi akal mustafad (acquired intellect) Sedangkan akal fa’al, itu sendiri berhubungan dengan jiwa sehingga menjadi akal mustafad.

Dalam sejarah pemikiran fisafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina banyak hal diantara para filosof Muslim, ia memperoleh penghargaan yang semakin tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filosof besar Islam uang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat Muslim selama beberapa abad, meskipun ada serangan-serangan dari Al-Ghazali, Fakhr al-Din al-Razi dan sebagainya.

Pengaruh ini terwujud, bukan hanya karena ia memiliki sistem, tetapi karena sistem yang ia miliki itu merupakan keaslian, yang menunjukan jenis jiwa yang jenius dalam menemukan metode-metode dan alasan-alasan yang diperlukan untuk merumuskan kembali rasinoal murni dan tradisi intelektual Hellenisme yang ia warisi dalam keagamaan. Fitur paling mendasar dari pemikiran Ibnu Sina adalah pencapaian definisi yang tegas dan ketat tentang bagaimana konsep dipisahkan dan dibedakan. Ini memberikan pikirannya kelezatan yang luar biasa.

Ditulis oleh : Jibril Dewa Nugroho

Post a Comment

0 Comments